Mengenal Rekan Kerja di Luar Rumah
Jangan
sampai lembaga pendidikan kita saat ini mejadi kelabakan seperti apa yang sudah
terjadi pada kasus ojek konvensional yang melawan keberadaan GoJek. GoJek mampu
bersaing karena menawarkan solusi layanan angkutan umum yang lebih aman,
nyaman, mudah diakses, serta terjangkau oleh para pelanggannya. Seperti yang
kita ketahui bersama bahwa ojek konvensional melakukan penolakan dengan adanya
GoJek. Bukannya melakukan penyesuaian terhadap inovasi, mereka malah lebih
memilih untuk melawannya. Tentu dampaknya terasa pada sisi konsumen atau
pelanggan ojek sendiri.
Pada
kasus lain sperti toko ritel yang banyak gulung tikar, menjadi rambu-rambu juga
bagi kita yang sedang duduk nyaman di dunia pendidikan. Pelanggan yang beralih
untuk berbelanja ke toko Online (Online Shop) menjadikan turunnya
pelanggan di toko ritel dan akhirnya mengakibatkan defisit serta memaksa mereka
untuk menutup tokonya untuk mencegah kerugian yang semakin menjadi. Memang
beberapa ada yang bisa diselamatkan melalui langkah damai dengan inovasi, namun
sayangnya beberapa yang tidak mau berdamai akhirnya harus menyerah karena
kewalahan dengan sistemnya yang masih konvensional.
Diawal
saya terus mengajak Anda memikirkan bagaimana pembelajaran konvensional akan
segera menjadi tidak relevan lagi dengan situasi dan kondisi yang sedang
berkembang sekarang. Saya akan mengajak Anda terus membayangkan apa yang mungkin
terjadi di masa mendatang agar Anda bersiap-siap dan mempersiapkan
antisipasinya. Kita harus sadar bahwa persoalan kita bukan hanya pada “rekan
kerja serumah” yang telihat saja yaitu pesaing yang beroperasi pada domain yang
sama dengan kita di bidang pendidikan, namun diluar sana masih ada “rekan kerja
di luar rumah” yang jarang dilihat.
Banyak
sekali “rekan kerja di luar rumah” yang jarang dilihat diluar sana yang sama
sekali tidak memiliki domain di bidang pendidikan, namun pengaruhnya bisa
menjadi sumber ancaman besar di bidang pendidikan. Kegagalan kita membaca “rekan
kerja” ini akan menjadikan kita tersudut pada persoalan yang bukan hanya
mengancam pada perkembangan lembaga pendidikan, namun juga mengancam
eksistensinya. Maka dari itu, marilah kita mulai untuk membaca ancaman-ancaman
itu. Mulailah dengan berpikir secara global
dan logis atas segala persoalan. Hal ini akan membantu pikiran kita lebih
terbuka terhadap perkembangan dan kemajuan zaman yang sedang terjadi.
Lebihnya Sekolah Konvensional
Diluar
segala yang bisa kita lakukan untuk mengefisiensi dan mengefektifkan proses
pendidikan demi perkembangan dan kemajuan peserta didik, ternyata menyimpan
berbagai dampak pula yang ditimbulkan yang mampu mengikis identitas dan
karakter bangsa serta akhlak mulia sebagai ciri khas Indonesia. Hal utama yang
akan menjadi sebuah ancaman besar jika kita menerapkan kemajuan teknologi
informasi ini adalah hilangnya sentuhan hangat seorang guru yang bisa
didapatkan siswa secara langsung sebagai sebuah perasaan yang bisa membantu
dalam membangun sifat serta karakteristik siswa. Namun hal ini juga menjadi
sebuah hal yang tidak penting jika memang kenyataan yang terjadi dilapangan
malah sebaliknya. Alih-alih sebagai pembangun moral siswa, beberapa oknum malah
menjadi sumber kehancuran bagi perkembangan moral siswa.
Diluar
semua kasus yang dilakukan oknum-oknum guru tersebut, saya bahkan anda pasti
yakin, akan lebih banyak guru yang memberikan pengajaran kepada siswanya dengan
penuh kasih sayang, mendidik, dan penuh rasa ikhlas. Sehingga hal ini tidak
akan diterima siswa jika tidak melakukan pertemuan secara langsung dengan
gurunya secara konvensional.
Solusi Terbaik
Kemajuan
Teknologi Informasi beserta dampak positif dan negatifnya tidak bisa dipungkiri
begitu saja. Disatu sisi Ia membawa banyak dampak positif, disisi yang lain
dampak negatifnyapun tidaklah begitu kecil. Maka, agar lembaga pendidikan kita
tidak memiliki nasib yang sama seperti kedua contoh kasus yang sudah saya
sebutkan mengenai fenomena GoJek dan Online
Shop, lembaga pendidikan harus segera berbenah kearah damai dengan inovasi
sekaligus mempertahankan kondisi lingkungan belajar yang dianggap masih baik.
Pendidikan
kognitif sebagian besarnya bisa kita tempuh melalui jalur pendidikan yang
inovatif dengan memanfaatkan perkembangan Teknologi Informasi agar menunjang
pula pada efisiensi serta efektivitas pelaksanaan pendidikan. Sedangkan sisi
afektif dan psikomotor peserta didik bisa dibangun melalui proses pendidikan
konvensional yang lebih variatif dan aplikatif tentunya. Variatif mengharuskan
para pelaksana pendidikan harus berpikir untuk menemukan cara-cara baru yang
bermacam-macam dalam mengolah perkembangan peserta didik, sedangkan aplikatif akan
merujuk pada ilmu pengetahuan yang tepat guna dan menunjang terhadap
keberlangsungan hidup siswa.
Refere :
Kasali, Reynald. 2017. Disruption. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Kasali,
Reynald. 2017. Tommorrow Is Today. Jakarta
: Mizan.
No comments:
Post a Comment