Disrupsi Pendidikan - Bagian 2 - eMJe

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday, January 25, 2018

Disrupsi Pendidikan - Bagian 2

Mengenal Rekan Kerja di Luar Rumah
Jangan sampai lembaga pendidikan kita saat ini mejadi kelabakan seperti apa yang sudah terjadi pada kasus ojek konvensional yang melawan keberadaan GoJek. GoJek mampu bersaing karena menawarkan solusi layanan angkutan umum yang lebih aman, nyaman, mudah diakses, serta terjangkau oleh para pelanggannya. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ojek konvensional melakukan penolakan dengan adanya GoJek. Bukannya melakukan penyesuaian terhadap inovasi, mereka malah lebih memilih untuk melawannya. Tentu dampaknya terasa pada sisi konsumen atau pelanggan ojek sendiri.
Pada kasus lain sperti toko ritel yang banyak gulung tikar, menjadi rambu-rambu juga bagi kita yang sedang duduk nyaman di dunia pendidikan. Pelanggan yang beralih untuk berbelanja ke toko Online (Online Shop) menjadikan turunnya pelanggan di toko ritel dan akhirnya mengakibatkan defisit serta memaksa mereka untuk menutup tokonya untuk mencegah kerugian yang semakin menjadi. Memang beberapa ada yang bisa diselamatkan melalui langkah damai dengan inovasi, namun sayangnya beberapa yang tidak mau berdamai akhirnya harus menyerah karena kewalahan dengan sistemnya yang masih konvensional.
Diawal saya terus mengajak Anda memikirkan bagaimana pembelajaran konvensional akan segera menjadi tidak relevan lagi dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang sekarang. Saya akan mengajak Anda terus membayangkan apa yang mungkin terjadi di masa mendatang agar Anda bersiap-siap dan mempersiapkan antisipasinya. Kita harus sadar bahwa persoalan kita bukan hanya pada “rekan kerja serumah” yang telihat saja yaitu pesaing yang beroperasi pada domain yang sama dengan kita di bidang pendidikan, namun diluar sana masih ada “rekan kerja di luar rumah” yang jarang dilihat.
Banyak sekali “rekan kerja di luar rumah” yang jarang dilihat diluar sana yang sama sekali tidak memiliki domain di bidang pendidikan, namun pengaruhnya bisa menjadi sumber ancaman besar di bidang pendidikan. Kegagalan kita membaca “rekan kerja” ini akan menjadikan kita tersudut pada persoalan yang bukan hanya mengancam pada perkembangan lembaga pendidikan, namun juga mengancam eksistensinya. Maka dari itu, marilah kita mulai untuk membaca ancaman-ancaman itu. Mulailah dengan berpikir secara global dan logis atas segala persoalan. Hal ini akan membantu pikiran kita lebih terbuka terhadap perkembangan dan kemajuan zaman yang sedang terjadi.
Lebihnya Sekolah Konvensional
Diluar segala yang bisa kita lakukan untuk mengefisiensi dan mengefektifkan proses pendidikan demi perkembangan dan kemajuan peserta didik, ternyata menyimpan berbagai dampak pula yang ditimbulkan yang mampu mengikis identitas dan karakter bangsa serta akhlak mulia sebagai ciri khas Indonesia. Hal utama yang akan menjadi sebuah ancaman besar jika kita menerapkan kemajuan teknologi informasi ini adalah hilangnya sentuhan hangat seorang guru yang bisa didapatkan siswa secara langsung sebagai sebuah perasaan yang bisa membantu dalam membangun sifat serta karakteristik siswa. Namun hal ini juga menjadi sebuah hal yang tidak penting jika memang kenyataan yang terjadi dilapangan malah sebaliknya. Alih-alih sebagai pembangun moral siswa, beberapa oknum malah menjadi sumber kehancuran bagi perkembangan moral siswa.
Diluar semua kasus yang dilakukan oknum-oknum guru tersebut, saya bahkan anda pasti yakin, akan lebih banyak guru yang memberikan pengajaran kepada siswanya dengan penuh kasih sayang, mendidik, dan penuh rasa ikhlas. Sehingga hal ini tidak akan diterima siswa jika tidak melakukan pertemuan secara langsung dengan gurunya secara konvensional.
Solusi Terbaik
Kemajuan Teknologi Informasi beserta dampak positif dan negatifnya tidak bisa dipungkiri begitu saja. Disatu sisi Ia membawa banyak dampak positif, disisi yang lain dampak negatifnyapun tidaklah begitu kecil. Maka, agar lembaga pendidikan kita tidak memiliki nasib yang sama seperti kedua contoh kasus yang sudah saya sebutkan mengenai fenomena GoJek dan Online Shop, lembaga pendidikan harus segera berbenah kearah damai dengan inovasi sekaligus mempertahankan kondisi lingkungan belajar yang dianggap masih baik.
Pendidikan kognitif sebagian besarnya bisa kita tempuh melalui jalur pendidikan yang inovatif dengan memanfaatkan perkembangan Teknologi Informasi agar menunjang pula pada efisiensi serta efektivitas pelaksanaan pendidikan. Sedangkan sisi afektif dan psikomotor peserta didik bisa dibangun melalui proses pendidikan konvensional yang lebih variatif dan aplikatif tentunya. Variatif mengharuskan para pelaksana pendidikan harus berpikir untuk menemukan cara-cara baru yang bermacam-macam dalam mengolah perkembangan peserta didik, sedangkan aplikatif akan merujuk pada ilmu pengetahuan yang tepat guna dan menunjang terhadap keberlangsungan hidup siswa.


Refere :
Kasali, Reynald. 2017. Disruption. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Kasali, Reynald. 2017. Tommorrow Is Today. Jakarta : Mizan.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here