First Impression
Membangun
hubungan melalui kesan pertama yang Anda bagikan
Kesan
seperti apa yang ingin Anda bagikan untuk orang lain dalam menilai Anda ? Saya
selalu yakin, kesan pertama akan selalu menjadi kenangan yang pantas untuk
terus diingat. Saya menuliskan hal ini karena beberapa hari lalu saya disapa oleh
beberapa rekan kuliah yang belum saya kenal baik. Saat itu kami sama-sama baru
saja melaksanakan sebuah kegiatan kampus dan kebetulan bertemu saat perjalanan pulang.
Setelah beberapa saat terlibat perbincangan, kamipun bepisah untuk menuju
tempat kos masing-masing. Ada hal yang terus mengganggu saya setelah perpisahan
itu. Dan dari situlah saya mulai teringat kembali tentang konsep kesan pertama
yang harusnya lebih saya perhatikan saat berjumpa dengan orang baru atau yang
belum kita kenal baik.
Saya
sadar, perbincangan saya saat itu kurang baik. Saat perbincangan tersebut
berlangsung, saya mengomentari kondisi barang bawaan rekan kuliah saya, soal
lokasi praktikum yang mereka dapat, dan beberapa hal kecil lainnya yang
tentunya saat itu saya mengiringi komentar dengan candaan yang kurang positif.
Karena lelah juga mungkin, sehingga saat itu saya lupa bahwa mereka bukan teman
akrab saya, candaan saya tidak akan berhasil dengan tepat, mereka hanya rekan
kuliah yang tidak begitu saya kenal. Jadi menurut saya memperhatikan pola
percakapan kita terhadap orang lain itu sangat penting.
Dari
kesalahan yang saya perbuat tersebut, disini saya hanya ingin membagi beberapa
prinsip dasar yang biasa saya gunakan untuk membangun hubungan dengan orang
lain terutama saat pertama kali bertemu. Saya harap, dengan hal ini saya bisa
selalu ingat apa yang seharusnya saya lakukan dan semoga melalui tulisan ini,
pembaca sekalian bisa mengambil beberapa pelajaran positif walaupun mungkin
hanya sedikit saja. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Senyum
Beberapa
waktu lalu, saya semakin yakin bahwa senyum memang hal yang paling ampuh dalam
membangun kesan. Saat itu saya sedang mendengarkan kajian islam yang dibawakan
oleh salah satu senior sekolah menengah atas saya. Menurut saya, senior
tersebut membawakan kajian dengan sangat menarik. Namun, hal yang paling
menarik perhatian saya adalah gaya bicaranya yang tenang, selalu diiringi
dengan senyuman, beberapa candaan, namun tetap memiliki wibawa dimata para pendengar.
Hal inilah yang membuat saya kagum dan mulai bertanya-tanya bagaimana ia bisa
melakukannya ? Sungguh anugrah yang luar biasa. Dengan senyuman, seseorang akan
membangun kesan sebagai orang yang ramah, terbuka, ingin membagikan kebahagian,
bebas dari permasalahan, dan segala hal positif bisa dibagikan hanya melalui
senyuman.
Pujian
Beberapa
buku motivasi yang saya baca selalu mengatakan bahwa kebanyakan orang akan
lebih termotivasi untuk lebih maju dengan pujian dibandingkan dengan komentar
atas pekerjaan yang mereka lakukan. Dengn royal dalam memberikan pujian,
mungkin akan membuat seseorang akan dengan mudah melampaui kemampuan kita saat
ini. Hal terburuknya, kita bisa tersingkirkan dari persaingan. Tapi justru
disitulah kemenangan yang kita dapat, bahwa kita berhasil memberikan kesuksesan
pada orang lain. Maka memuji apa yang telah mereka kerjakan, apa yang telah
mereka raih, dan sebagainya, membantu Anda untuk menjadikan orang lain lebih
percaya kepada Anda dan lebih termotivasi dalam melakukan sesuatu.
Empati
Hal
berikutnya yang sering saya rasakan ampuh dalam membangun hubungan pada
pertemuan pertama adalah empati. Cobalah kenali suasana hati yang sedang
dirasakan orang yang ada dihadapan kita. Cobalah tangkap apa yang tidak mereka
ungkapkan, namun biasanya tampak jelas dari ekspresi yang ditampilkan. Berikan
ekspresi yang sesuai dengan perasaan yang sedang dirasakan lawan bicara kita.
Dengan mencoba merasakan apa yang mereka rasakan, Anda akan menciptakan suasana
senasib, loyal, peduli, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan keeratan
dalam hubungan.
Ego
Pepatah
mengatakan bahwa nama seseorang adalah harta karun yang paling berharga
baginya. Saat kita bisa menyebutkan nama seseorang yang baru kita kenal dengan
tepat ketika memanggilnya, maka itu jauh lebih berharga baginya dibandingkan
hadiah yang bisa kita berikan kepadanya. Ego membuat seseorang ingin diakui
secara lebih pribadi dan diperlakukan spesial dibandingkan dengan orang lain.
Maka, saat bertemu dan melakukan perbincangan dengan orang lain, anggaplah
bahwa mereka adalah orang yang paling penting di dunia ini. Fokuskan perhatian
Anda pada perbincangan yang sedang dilakukan. Tunjukkan antusias Anda pada
percakapan dengan melakukan penegasan dan pertanyaan kecil atas pernyataan yang
mereka buat.
Dengar dan
Berkata
Saya
menuliskan dengar dan berkata. Itu artinya sebaiknya kita lebih banyak
mendengarkan dibandingkan berkata-kata. Berilah kesempatan lawan bicara kita
untuk lebih banyak bercerita. Seperti kata pepatah, bahwa manusia itu
diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut agar mereka lebih banyak mendengar
daripada berbicara. Mendengarkan akan lebih ampun untuk menjalin hubungan
dengan orang lain. Terkdang seseorang tidak butuh solusi atas persoalan yang
mereka ceritakan kepada kita, yang mereka butuhkan hanyalah telinga yang setia
untuk tetap mendengar mereka.
Menurut
saya beberapa prinsip tersebut tidak hanya bisa digunakan pada orang yang baru
Anda kenal saja, namun itu juga bisa digunakan pada saat Anda bertemu dan
melakukan perbincangan dengan orang yang sudah lama Anda kenal. Agar lebih
mudah dalam memahami prinsip tersebut, maka Anda bisa mengingatnya dalam bentuk
akronim SPEED sebagai kependekan dari Senyum, Pujian, Empati, Ego,
serta Dengar dan Berkata. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment